About

@januartiP

Senin, 28 April 2014

Masa Lalu Telah Kembali: Dia Pergi

Karena rasa penasaran ku mendorong untuk tetap disini, duduk berdampingan dengannya, akhirnya aku memutuskan untuk menuruti kemauannya. Aku bergegas duduk kembali di samping Sandy.

***

Belum sempat Sandy bercerita, tiba-tiba ponsel ku berdering. Ada telepon masuk. Bunda.
"Nay, kamu dimana? Ini ada Rio dari tadi nungguin."
"Hah? Rio?! Oh oke oke sekarang aku pulang, Bun."
"Yaudah cepet ya, kasian dia udah nunggu daritadi."
Lalu aku menghampiri Sandy.
"Emm, San, gue di telepon sama Bunda. Gue disuruh pulang sekarang. Rio nungguin gue dari tadi."
"Yaudah gue anterin."
"Eh, gausah. Gue naik taxi aja."
"Ngga, Nay. Pergi bareng pulang juga harus bareng, dong. Udah ayok, gue anterin."
"Tapi..."
"Engga, gue yakin dia gak bakalan marah sama lo."

Rabu, 23 April 2014

Diary Zombigaret: Batang Kecil Berbahaya Yang Mematikan

Pergaulan. Kalau udah salah pergulan memang susah. Kapan lagi kalau bukan zaman-zamannya sekolah. Sejak SMP, gue terjerumus kedalam dunia batang kecil berbahaya. Tau apa itu? Iya, itu rokok. Sebagai seorang anak remaja gaul, gue ngerasa kurang gaul kalau gak ngikutin pergaulan di luar sekolah. Awalnya gue cuma ditawarin 1 batang, untuk mencicipi saja. Gak taunya keesokan harinya gue ketagihan, tiap harinya gue menghisap satu batang. Lama kelamaan rasa kecanduan itu semakin kuat. Satu hari satu batang itu kurang. Rasanya gue kehilangan oksigen kalau gak ngerokok. Sampai gue lulus sekolah terus kerja, rokok menjadi makanan bahkan cemilan gue sehari hari. Udah 8 tahun gue menjadi seorang perokok aktif. Mungkin, gue udah jadi seorang Zombigaret.

Udah seminggu ini gue batuk-batuk terus. Gue udah periksa ke dokter dan dikasih beberapa macam obat, tapi batuk-batuk ini gak lekas sembuh juga. Dua minggu gue masih batuk-batuk juga. Tiga minggu gue masih batuk-batuk juga dengan disertai bercak darah dari mulut gue dan diminggu ke tiga ini gue memutuskan untuk chek up ke rumah sakit. Ternyata, setelah gue periksa, gue positif mengidap penyakit kanker paru-paru. Sial, batang kecil berbahaya mematikan!


Sebelum gue jatuh sakit seperti ini, Ibu gue udah nasihatin gue untuk berhenti merokok.
"Nak, coba berhenti merokok. Kamu tak sayang dengan paru-paru mu?"
"Gak bisa, Bu. Rokok itu udah kayak oksigen untuk saya."
"Nak, kamu mau lihat Ibu mati karena terus-terusan menghirup asap rokok mu?"
"Hush.. Bu, ngomongnya dijaga, toh."
"Bukan omongan Ibu yang harus dijaga, tapi kesehatan mu itu loh, Ndo."

Setelah Ibu gue bicara seperti itu, mulai hari itu dan seterusnya gue gak berani ngerokok di rumah. Kalau di luar rumah gue masih jadi Zombigaret yang sangat aktif merokok. Gue gak tega terus-terusan meracuni Ibu gue secara perlahan karena polusi asap rokok gue di rumah.

Sekarang, udah terlambat. Gue udah jadi Zombigaret yang menderita. Sekarang, gue harus susah payah hidup dengan penderitaan ini. Nafas gue sekarang terbatas. Badan gue sekarang kurus. Dada gue sekarang selalu terasa sesak.

Semakin hari kondisi gue semakin memburuk. Karena penyakit yang gue punya udah parah. Sekarang, gue cuma bisa terbaring lemah di rumah sakit. Sekarang, gue cuma bisa menghintung hari untuk pulang. Sekarang, gue cuma bisa menghitung waktu untuk ninggalin Ibu gue.

Sepucuk surat ku tulis untuk Ibu ku di ujung batas usia ku. 

Bu, maafkan aku yang tidak pernah mendengarkan nasihat mu.
Bu, maafkan aku yang tidak pernah mendengarkan omongan mu.
Bu, maafkan aku yang sudah meracuni Ibu secara perlahan dengan asap rokok ku.
Bu, maafkan aku..
Sekarang, sudah waktunya aku untuk pulang.
Hidup bebas di dunia lain tanpa asap rokok, Bu.
Aku bisa lepas dari rokok namun bukan di dunia mu.
Melainkan di dunia ku yang baru.
Doakan aku betah disana, Bu.
Jangan menangisi aku yang mati konyol hanya karena rokok.

Anak mu, Sang Zombigaret.


NB: Ini bukan kehidupan gue ya, gue lagi i kutan lomba dari @Zombigaret aja.

Sabtu, 19 April 2014

Masa Lalu Telah Kembali: Taman Kenangan

*3 new messenge* *5 missed call*

Dengan cepat, aku langsung terbangun dan duduk sigap di tempat tidur. Berharap itu pesan dari Sandy. Aku melihat panggilan masuk terlebih dahulu.. Rio. Ah, Rio semua.
Pesan pertama ku buka.
"Sayang, bangun.. Kita jadi lari gak?" - Rio.
Pesan dari Rio. Aku tidak membalas pesan Rio. Aku lebih memilih melihat pesan lainnya dulu.
Pesan kedua ku buka.
"Aduh kebluk banget sih, Nay." - Rio.
Dan pesan ketiga ku buka.
"Nay.. Jangan tidur mulu dong. Semalem tidur jam berapa sih? Ko jam segini belum bangun." - Rio.
Ah, ternyata tidak ada pesan dari Sandy. Lalu ku balas pesan Rio.
"Maaf ya, aku lagi gak enak badan. Larinya nanti lagi aja ya, yo."

Beberapa menit kemudian handphone ku berdering. Ada pesan masuk. Namun, aku tidak langsung membukanya. Di dalam fikiran ku, itu adalah balasan pesan dari Rio. Ku tinggal mandi tanpa melirik pesan itu. Setelah selesai mandi, ku buka pesan masuk.

Sabtu, 12 April 2014

Hujan, Cuek, dan Cinta; Soleh Solihun

Jadi gini.. Gue lagi baca novelnya si Soleh Solihun(lagi) nih.
Sebagai manusia normal, gue punya bagian yang paling gue suka dari bukunya si Soleh Solihun ini.
Dari sekian banyaknya judul di setiap bab-nya, cuma 1 yang paling menarik perhatian gue dalam 1 buku Celoteh Soleh.


Tepatnya di bab Hati yang judulnya " Hujan, Cuek, dan Cinta " halaman 171, begini isinya..

Masa Lalu Telah Kembali: Saat Pesta Ulang Tahun Candri

"Hey, Ca, happy birthday ya!"
"Naaaay, makasih ya udah dateng, sama siapa kesini, Nay?"
"Sama Rio, Ca. Cantik banget kamu pake gaun kayak gini."
"Cieee pacar baru lo, Nay? Ah elo, gak berubah ya dari dulu hobbynya bikin orang lain ge'er."
Lalu tiba-tiba Rio datang.
"Candri ya? Happy birthday ya, sorry tadi ada temen disana. Ngobrol-ngobrol kecil dulu bentar."
"Iya, thanks ya udah dateng. Pacar barunya Nay ya?"
"Ah apaan sih lo, Ca. Udah deh.." Ucap Naya kepada Candri malu.
"Emang paling bisa ya lo cari cowok."
Lalu suasana menjadi pecah saat aku, Candri, dan Rio tertawa.
"Oh iya, ayok makan-makan dulu. Gue ditunggu disana. Gue kesana dulu ya." Kemudian Candri pergi dari hadapan aku dan Rio untuk menghampiri tamu yang sudah menunggunya.

Candri adalah sahabat karib ku waktu aku SMP. Aku dan Candri sudah berteman lama. Sejak kita SMA, hubungan kita semakin merenggang. Karena kesibukan masing-masing di sekolah.