About

@januartiP

Sabtu, 27 Oktober 2012

Harapan Dalam Genggaman


Kamu lihat itu? Iya, 2 tangan berbeda yang saling menggenggam. Saling melengkapi.. Kita pernah seperti itu bukan? Iya, aku rindu genggaman mu. Bagi ku genggaman itu yang membuat aku takut. Dimana aku selalu membalas genggaman itu erat-erat. Tau kenapa? Aku takut kamu pergi. Takut akan kehilangan mu. Simpel, itu saja. Tapi kamu tau segimana takutnya aku? Mungkin kamu sudah tau jawabannya dari sebuah pelukan manis saat kita bersama.. Tapi, apa kamu benar-benar tau? Ah.. aku rasa kamu tidak tahu. Tanyakan saja pada aku.

Aku ingat betul saat kamu refleks memeluk ku dengan tidak sengaja. Membut kamu malu, membuat aku gugup. Itu sangat terlihat dari raut wajah kita, Sayang. Tapi suasana kembali seperti biasa saat kita tertawa bersama. Menertawakan ketidak sengajaan mu itu. Lucu ya.. Aku senang.
Apa yang kamu rasakan saat kamu memeluk aku? Apa yang kamu rasa sama seperti apa yang aku rasa? Semacam sehati, mungkin. Aku belum sempat menanyakan hal ini kepadamu. Ini membuat aku semakin takut. Masih sama.. takut kamu pergi.

I want you today, tomorrow, and next week.. and for the rest of my life.. Iyaa, aku ingin memilikimu sampai kita dewasa, punya anak, beranak cucu, dan sampai maut memisahkan, mungkin. Semoga.
Ah.. aku jadi teringat saat-saat kita membicarakan ini. Membicarakan masa depan. Yang membuat aku semakin sangat berharap bisa hidup bersama mu. Dimana kita sama-sama tau apa isi hati dan keinginan kita. Bukankah kita ingin hidup bersama, Sayang? Menjadi sepasang suami istri. Membuat rumah. Mempunyai anak. Bahkan mempunyai cucu. Sampai kita tersadarkan, itu masih jauh sekali kita wujudkan. Dan pada akhirnya kita berdoa kepada Tuhan akan keinginan kita ini dengan diikuti kata "amin" yang tidak cukup diucap sekali. Ingat? Aku sangat ingat sekali itu.
Indah sekali membayangkannya. Bisa hidup bersama kamu selamanya. Selamanya..

Apa kamu masih tetap ingin mewujudkan keinginan kita, Sayang? Akan tetap menunggu ku entah 8 atau 9 tahun lagi? Semoga saja. Tanpa basa-basi akupun masih tetap pada keinginan kita untuk mewujudkan itu. Sungguh..
Semoga kita bisa terus saling menggenggam.. Selamanya yah sayang.. Semoga. Amin.

Senin, 08 Oktober 2012

Walet, Tengok Hidup Ku

Burung walet. Iya burung walet yang akhir akhir ini jadi pusat perhatian gue tiap berangkat sekolah. Entah kenapa burung walet itu centil banget sama gue. Bikin gue gemes sama kelakuannya di depan gue tiap pagi. Centil, centil tiap pagi mereka mondar mandir terbang kesana kemari seolah mereka cari perhatian sama gue. Dan mereka berhasil narik perhatian gue, berhasil bikin gue iri sama mereka. Sial.
Cukup lama gue perhatiin kelakuan mereka ditengah macetnya jalan di pagi hari buat gue berfikir. Sampe gue lupa waktu.
Tiap gue liat gerombolan burung walet yang imut imut itu gue jadi berfikir dan gue sering iri sama mereka. ini konyol.

Kapan gue bisa kaya mereka? bisa selalu bersama sama dengan walet walet lainnya. Kapan gue bisa di care in seperti burung walet? yang gak pernah bisa ngeliat burung walet lainnya sendirian gitu aja. Kapan gue bisa kaya burung walet? yang gue liat mereka selalu berpasangan. tak ada penghianatan. Kapan gue bisa kaya burung walet? yang kalau gue jenuh, gue tinggal terbang ngilangin rasa penat gue, ngilangin rasa jenuh gue, ngilangin rasa badmood gue.



Kalau aja kehidupan gue bisa kaya kehidupan walet walet itu. Bisa selalu nyatu sama temen temen gue. Punya teman yang care. Punya teman yang gak pernah bisa liat temannya sendirian. Punya pasangan yang setia. Bagi kehidupan gue, mungkin itu semua masih jauh banget. Sampe sekarang aja gue bingung, gue punya temen atau engga.. Maksudnya temen yang bener bener temen. Dan gue rasa gue belum punya itu. Huh sial, burung walet bikin gue iri sama pertemannnan mereka.

Dan gue ingin.. ingin banget, Hubungan gue sama pasangan gue kaya burung walet. Yang selalu setia. Selalu bersama.
Gue cuma duduk duduk santai di ujug pohon menunggu kekasih gue datang sambil menjaga sarang. Dan yang pasti gue tau kalau kekasih gue pasti bakal pulang disetiap senja dan waktunya sudah pasti dapat dijanjikan. Dengan perasaan yang sama, dan datang dengan tetap setia sama gue.
Emmm apa perlu gue panggilkan burung walet? Supaya kamu belajar banyak dari mereka. Belajar gimana cara menghargai pasangannya, gimana caranya bersabar, gimana caranya menjaga perasaan kekasihnya, yang terpenting sebagai sesosok lelaki belajar gimana caranya agar bisa menjaga keharmonisan dan kebersamaan untuk kedepannya dan seterusnya.

Seneng yah jadi burung walet. padahal gue tau mereka sebenarnya banyak tekanan tapi gue liat mereka asik asik saja berterbangan kesana kemari menikmati hidupnya. Tidak tau karena mereka dapat menyelesaikan masalahnya atau memang mereka pandai untuk menyembunyikan masalah. Mereka selalu saja bersama sama. Heran. Gak kaya gue yang selalu banyak mengeluh. huuuh..

Sayang, gue cuma bisa liat dan rasa di kehidupan para walet saja.
Tapi gue percaya, suatu saat gue pasti bisa seperti burung walet itu. 
Ini cuma belum waktunya saja..
Walet.. tengoklah hidupku, iya tengok. Tidak apa apa walau hanya sekedar menengok. Tapi kalau bisa, gue ingin kehidupan kalian pindah ke kehidupan gue. Semoga. Huh itu mustahil.