About

@januartiP

Rabu, 15 Juli 2015

Cerita Tentang Aku dan Kamu: #3

Cerita Tentang Aku dan Kamu: #1
Cerita Tentang Aku dan Kamu: #2

***
Malam-malam selanjutnya berjalan seperti biasanya. Namun, malam-malam ini menjadi beda setelah malam di mana aku mampir ke rumahnya. Sekarang, Arif sering memberi perhatian kepada ku. Entahlah. Sampai suatu malam Arif datang bertamu ke rumah ku.
"Tumben kemari. Ada apa?" Ucap ku.
"Iya, cuma mau nanya." Terlihat jelas dari raut wajah Arif begitu gugup.
"Nanya aja lagi." Aku mulai heran.
"Emh.. Nay. Sekarang kamu udah dewasa ya. Gak kerasa. Dulu kita masih ketawa-ketiwi bareng ngetawain hal yang mungkin sebenernya gak lucu, tapi kita ketawa. Dulu kita masih main bareng. Dulu kita masih akrab. Gak kerasa, kamu udah mau kuliah aja. Emh.. Pengumuman SBMPTN kapan ya, Nay?"
Ada yang aneh. Kalau niatnya hanya ingin tau tanggal pengumuman SBMPTN, kenapa harus berbelit-belit mengungkap masa lalu?

Jumat, 03 Juli 2015

Cerita Tentang Aku dan Kamu: #2

Cerita Tentang Aku dan Kamu: #1

***
Kezya tidak bisa ikut shalat tarawih hari ini. Karena dia sedang berhalangan. Ya sudah, tak mengapa. Aku berangkat sendiri ke masjid. 
Sudah tiga hari aku tidak melihat Arif. Tidak seperti biasanya. Ada banyak pertanyaan muncul dibenak ku. Arif kemana ya? Kebetulan, aku duduk bersebelahan lagi dengan Bu Sari. Batin ku memaksa untuk bertanya pada Bu Sari, kemana Arif, Bu? Tapi, mulut ku serasa terkunci untuk menanyakan hal itu. Hati ku mulai tak tenang. Aku mulai berdzikir dalam hati agar hati ku tenang.

Tarawih malam ini sudah usai. Seperti biasa, kami para jemaah saling bersalaman satu sama lain. Aku menyalami Bu Sari.
"Tumben sendirian aja, Nay."
"Iya bu, Kezya lagi berhalangan."
 "Oh gitu. Oh iya, Nay. Arif nanyain kamu dari kemarin. Tumben. Ada apa nih?" Dengan nada sedikit menggoda ku.
Aku tersentak mendengar Bu Sari berbicara seperti itu. Tidak percaya. Tapi ini nyata.

Cerita Tentang Aku dan Kamu: #1

"Eh, bentar. Ini anaknya Pak Wandi bukan, ya?" Tanya sang Ibu yang duduk di sebelah ku.
"Eh, Ibu. Bukan, bu. Aku anaknya Pak Rudi." Jawab ku.
"Oh iya iya, Ibu ingat. Pantas daritadi Ibu ingat-ingat siapa. Soalnya familiar mukanya." Ujarnya.
Beliau adalah guru TK ku. Yang telah berjasa mendidik aku saat aku belum banyak mengetahui banyak hal, saat aku begitu banyak bertanya tentang segala hal, saat rasa keingintahuan seorang anak kecil yang sangat besar itu harus mempunyai jawaban. Namanya Ibu Sari. Yang aku ingat, beliau mempunyai dua buah hati. Dan yang paling aku ingat anak bungsunya. Arif. Karena kami sempat kenal dulu. Saat masih kanak-kanak. Bermain bersama. Walau ia lebih tua dari ku. Ya bisa dibilang dia adalah kakak kelas ku. Tapi, ia biasa ikut dengan Bu Sari ke TK.