About

@januartiP

Selasa, 29 Oktober 2013

Cinta Dalam Diam

Pagi itu aku menyambut sang fajar yang sudah mulai menerangi dunia. Saat itu hari senin, pertanda upacara bendera akan dilaksanakan disekolahku. Sialnya aku terlambat datang ke sekolah. Akibatnya aku harus berbaris di barisan orang-orang yang melanggar peraturan. Tapi aku tidak menyesali kesalahan ini. Karena ini awal aku bertemu dengan dia. Seseorang yang aku sukai saat kali pertama melihat dia. Sebut saja dia ini Ilham.
Ilham berbaris tepat disebelahku. Awalnya aku tidak tahu namanya. Karena dia berbaris disebelah kiriku, jadi aku sedikit kesulitan untuk melihat nametag dibajunya. Seingatku aku melihat namanya hanya "il" saja. Karena terhalang oleh lengan bajunya. Saat seorang temannya memanggil Ilham untuk mengajaknya dia mengobrol, Ilham melirik kesebelah kanan. Disitu aku tiba-tiba langsung melirik, memusatkan pandanganku tepat pada baju sebelah kanan Ilham. Aku sedikit mendesah "Ilham...". Yes! Aku mengetahui namanya. Lalu Ilham melirik ku. Dan aku langsung membuang muka begitu saja. Aku gugup. Aku malu. Aku tidak sengaja mengucapkan namanya.
Upacara telah selesai. Kami, barisan pelanggar peraturan, mengambil tas kami masing-masing, kemudian masuk ke kelasnya masing-masing.

Hari itu, aku merasa sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya. Karena ada dia yang aku kagumi sekarang. Ya mungkin hanya sekedar mengagumi. Tidak apa-apa. Yang terpenting aku bisa memandangi wajahnya setiap kali aku bertemu. Dan mungkin bisa ku jadikan dia pacar, hanya dalam lamunan ku saja. Tidak apa-apa.

Setelah beberapa hari kedepan, aku masih mengingat namanya. Tapi... aku lupa bagaimana raut wajah ilham ini. Setiap kali ada anak-anak kelasnya, aku selalu mencoba mencari-cari ilham, Namun, aku tetap lupa wajahnya.
Aku heran. Kenapa secepat itu aku lupa. Apa karena hanya dalam 1jam upacara itu melihat wajahnya? Ya mungkin emang benar karena hanya 1jam itu. Iya, hanya 1jam. 1jam emang terlalu singkat untuk memandangi seseorang yang kita kagumi.

Semenjak hari-hari setelah upacara itu, aku hanya menyimpan namanya saja dimemori otak ku. Iya, hanya menyimpan namanya tanpa disertai raut wajahnya..
Dan aku meminta kepada Tuhan. Ya Tuhan, tolong pertemukan kembali aku dengan dia.. Dan jika kami sudah dipertemukan kembali, aku meminta lebih dari 1jam seperti kali pertama aku melihat dia, untuk bisa memandangi wajahnya. Namun, jika aku boleh meminta lebih, tolong perkenankanlah aku dekat dengannya. Tapi jika engkau tidak menghendaki, munculkan kembali bayangan wajah dia dalam memori otak ku.

Senin, 14 Oktober 2013

Bolehkah Aku Membeli Waktu Papa?

Jadi gini, kemarin gue buka salah satu social media yang gue punya. Terus gue gak sengaja baca cerita ini. Dan menurut gue cerita ini nyentuh banget, walaupun singkat tapi cerita ini punya makna yang dalem banget. Sebenarnya ini gue tau cerita ini dari Deden Senjaya, tapi gue udah minta izin untuk nge-share cerita ini ke orangnya. Gue tambah-tambahin lagi cerita ini dan ada beberapa yang gue edit.
Okey langsung aja gue share.

Sabtu, 12 Oktober 2013

#MimpiKAWANCUT: "Gue Jadi Penulis Besar!!"

Udah dari 5 tahun lalu gue mulai ketagihan dengan membuat cerita fiksi di blog maupun di word gue. Gue mulai asik dengan dunia khayal gue sendiri. Awalnya gue coba-coba buat cerita pendek (cerpen). Ya walaupun masih amburadul (acak-acakan). Lumayanlah buat baca-bacaan ataupun tugas Bahasa Indonesia anak SD hehehe. Setelah gue ngerasa bosan dengan gaya cerita gue yang gitu-gitu aja akhirnya gue mencoba ke tingkat yang lebih tinggi. Gue mau nyoba bikin sebuah novel remaja. Untuk bikin sebuah novel emang gak gampang, kita harus punya banyak waktu dan yang paling penting kita harus punya banyak ide.