About

@januartiP

Sabtu, 12 April 2014

Masa Lalu Telah Kembali: Saat Pesta Ulang Tahun Candri

"Hey, Ca, happy birthday ya!"
"Naaaay, makasih ya udah dateng, sama siapa kesini, Nay?"
"Sama Rio, Ca. Cantik banget kamu pake gaun kayak gini."
"Cieee pacar baru lo, Nay? Ah elo, gak berubah ya dari dulu hobbynya bikin orang lain ge'er."
Lalu tiba-tiba Rio datang.
"Candri ya? Happy birthday ya, sorry tadi ada temen disana. Ngobrol-ngobrol kecil dulu bentar."
"Iya, thanks ya udah dateng. Pacar barunya Nay ya?"
"Ah apaan sih lo, Ca. Udah deh.." Ucap Naya kepada Candri malu.
"Emang paling bisa ya lo cari cowok."
Lalu suasana menjadi pecah saat aku, Candri, dan Rio tertawa.
"Oh iya, ayok makan-makan dulu. Gue ditunggu disana. Gue kesana dulu ya." Kemudian Candri pergi dari hadapan aku dan Rio untuk menghampiri tamu yang sudah menunggunya.

Candri adalah sahabat karib ku waktu aku SMP. Aku dan Candri sudah berteman lama. Sejak kita SMA, hubungan kita semakin merenggang. Karena kesibukan masing-masing di sekolah.
Namun, kita tidak terlalu putus hubungan. Aku dan Candri biasa berhubungan melalui sosial media. Untuk bertemu, jarang sekali ada waktu. Sekalinya bertemu hanya sebentar.

Rio. Rio adalah pacar baru ku. Kami baru menjalin hubungan selama 5 bulan. Namun, aku belum bisa melupakan dia yang pernah ada dihati ku, Sandy. Sandy adalah pacar pertama ku. Setelah aku putus dengan Sandy, aku dikenalkan dengan Rio oleh teman ku, Rendi. Aku menjalin hubungan dengan Rio karena aku ingin melukan Sandy dari kehidupan ku. Tapi ternyata aku tidak bisa melupakannya. Aku tidak mencintai Rio. Aku masih mencintai Sandy.

"Naya.."
Seorang lelaki memanggil ku dari belakang. Lalu aku menoleh kearah pusat suara lelaki itu, ternyata.. Sandy. Lelaki yang sampai saat ini aku cintai walau hanya bayangannya saja.
"Sandy.. Lo disini juga." Aku tak bisa berkata banyak.
"Iya, kemana aja lo? Sombong ya udah punya cowok baru."
"Elo kali yang sombong gak pernah ngehubungin gue. Eh, iya, Sandy ini Rio, Rio ini Sandy."
Mereka pun berjabat tangan mengenalkan diri masing-masing. Tapi, kita tidak berbincang panjang lebar, karena Rio mengajak ku ke stand makanan. Lalu ku tinggalkan Sandy.
"San, gue kesana dulu ya."

Setelah acara ulang tahun itu, wajah Sandy kembali muncul sedikit demi sedikit diotak ku. Kenangan manis yang dulu pernah ada, terlintas kembali dipikiran ku. Wajahnya.. Hidungnya.. Matanya.. Semua tampak nyata pikiran ku. Sandy. Sandy lelaki yang aku cintai hingga kini, telah kembali di kehidupan ku. Nyata.

*1 pesan diterima.*
"Naya?"
"Sorry, siapa?"
"Ceilah, sombong bener. Nomer gue lo hapus ya? Ini gue Sandy. Sadis lo ya."
Sandy.. Dia menghubungi ku. Aku tak bisa berkata apa-apa. Tangan ku kaku tak bisa membalas pesannya. Berkali-kali aku meyakini apakah benar ini pesan dari Sandy. Ternyata benar! Ini Sandy.
Ku balas pesan singkatnya..
"Eh, elo San, sorry kontak di hp gue ilang semua. Elo kali yang sombong, baru sekarang lo kabarin gue lagi. Kemana aja lo?"
Namun, setelah ku membalas pesan singkatnya, Sandy tidak lagi membalas pesan singkat dari ku.
Setelah 2 jam, ku menunggu balasan pesannya, tiba-tiba nama Sandy muncul di layar handphone ku. Aku gugup, aku kaget, aku tak bisa berbuat apa-apa. Sandy menelepon ku. Dengan kegugupan yang luar biasa, aku menyentuh tombol "answer" pada layar handphone ku.

"Hallo.."
"Eh, Nay, gue kira lo udah tidur. Gue nunggu balesan sms lo gak ada mulu, yaudah gue telepon. Gue ganggu gak?"
"Hah? Udah gue bales kok. Emm.. Engga, santai aja kali, San."
"Lagi sibuk apa lo sekarang, gila sibuk aja nih penulis."

Malam itu, aku dan Sandy berbincang panjang hingga larut malam. Kami membicarakan masa-masa SMP yang menyenangkan. Tidak ada kecanggungan diantara aku dan Sandy. Tak sadar waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Karena waktu sudah larut malam, dengan berat hati aku mengahkhiri perbincangan kami malam ini.
"Emm.. San, udah malem nih. Gue ngantuk. Gue duluan ya."
"Gak kerasa ya, yaudah tidur gih. Malam Nay."

Malam itu, berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Suaranya terus terngiang-ngiang ditelinga sepanjang malam ku. Menghantarkan aku ke dalam mimpi ku di malam yang indah itu. Hingga ku terbangun, aku langsung melihat handphone ku, berharap Sandy mengirim pesan kepada ku. Setidaknya hanya mengucapkan selamat pagi saja tidak apa-apa. Itu sudah cukup membuat ku senang.

*3 new messenge*
*5 missed call*

4 komentar:

  1. Itu fiksi atau nonfiksi ya?

    BalasHapus
  2. Lalu bagaimanakah kelanjutan Naya dengan Rio?
    Rio dibayangan saya, ituu sosok tinggi keren dan kalem :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti ada cerita selanjutnya. Hehehe. Terus ikutin ceritanya ya, biar gak penasaran. :D

      Hapus

Boleh kok isi kotak komentar berupa kritik dan saran. :)