About

@januartiP

Senin, 14 Oktober 2013

Bolehkah Aku Membeli Waktu Papa?

Jadi gini, kemarin gue buka salah satu social media yang gue punya. Terus gue gak sengaja baca cerita ini. Dan menurut gue cerita ini nyentuh banget, walaupun singkat tapi cerita ini punya makna yang dalem banget. Sebenarnya ini gue tau cerita ini dari Deden Senjaya, tapi gue udah minta izin untuk nge-share cerita ini ke orangnya. Gue tambah-tambahin lagi cerita ini dan ada beberapa yang gue edit.
Okey langsung aja gue share.


Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul 21.00 malam. Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu sangat melelahkan baginya. Sesampainya dirumah ia mendapati anaknya yang berusia 8 tahun yang duduk di kelas 2 SD sudah menunggunya di depan pintu rumah. Sepertinya ia sudah menunggu lama. 
”Kok belum tidur?” sapa sang Ayah pada anaknya. Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja, dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari. 
”Aku menunggu Papa pulang, karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?” Tanya anak itu.
”Lho, tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mau minta uang lagi ya?” Jawab sang Ayah.
”Ah, nggak pa, aku sekedar.. pengin tahu aja…” Tambahnya.
”Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.400.000. setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji Papa satu bulan berapa, hayo?!”. Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman.
Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.”jadi kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000 utuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000 dong!” 
”Kamu pinter, sekarang tidur ya.. sudah malam!” tapi sang anak tidak mau beranjak. ”Papa, aku boleh pinjam uang Rp 10.000 nggak?” Tanyanya.
”Sudah malam nak, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur…” Jawab sang Ayah.
”Tapi pa…” Sang anak segera menyangkal.
”Sudah, sekarang tidur…” lalu sang Ayah memotong omongan anaknya dengan suara yang mulai meninggi. Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya. 
Sang Ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang terisak menangis di kamar sambil memegang uang Rp 30.000. Sambil mengelus kepala sang anak, Papanya berkata ”Maafin Papa ya! kenapa kamu minta uang malam-malam begini..besok kan masih bisa. Jangankan Rp.10.000, lebih dari itu juga boleh, nanti Papa kasih. Kamu mau pakai buat beli mainan kan?” Sang Ayah memulai pembicaraan.
”Papa, aku nggak minta uang. Tadi aku kan bilang aku pinjam uang... nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.” Sang anak mulai berhenti menangis sambil memandang wajah Ayahnya.
”Iya.. iya.. tapi buat apa?” Tanya sang Ayah.
"Aku menunggu Papa pulang hari ini. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Satu jam saja pa, aku mohon. Mama sering bilang, kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Papa. Tapi Papa bilang, untuk satu jam Papa dibayar Rp 40.000. Karena uang tabunganku hanya Rp.30.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000 dari Papa.” Sang Papa cuma terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis. Mendengar perkataan anaknya, sang Papa langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis.. Lalu ia segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak.. ”Maafkan Papa sayang…” ujar sang Papa. 
”Papa telah khilaf, selama ini Papa lupa untuk apa Papa bekerja keras…maafkan Papa anakku…” kata sang Papa ditengah suara tangisnya. Si anak hanya diam membisu dalam dekapan sang ayah.
Guys, waktu itu sangat berharga. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu yang kita punya untuk hal yang tidak terlalu penting dan tidak berguna. Hargailah waktu. Dan sesibuk-sibuk nya kita, usahakan luangkan waktu kita untuk orang-orang yang kita sayangi, terutama keluarga. :)
Senin, 14 Oktober 2013
JanuartiP

11 komentar:

  1. nice, menghabiskan waktu bersama orang yang kita sayang bahkan bisa lebih berarti daripada materi :)

    BalasHapus
  2. Yapp.. Sy juga termasuk orang2 yg sayang papa.. hehhhe

    Ehh.. ini kunjungan dari salah satu member kancut.. hehhe -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya seorang ayah itu ibaratkan malaikat yang gak mau ngeliatin sayapnya hehe
      Terima kasih kak sudah mau berkunjung :)

      Hapus
  3. bener-bener kesentuh ya baca nya, langsung gimana gitu, langsung inget aja kalo gua ga terlalu deket sama papah
    visit ya http://officialbronis.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau apapun alesannya elo gak deket sama papah lo, lo harus tetep sayang sama papah lo ya! :)

      Hapus
  4. Sesibuk apapun orang tua-nya dalam hal pekerjaan. Tetep tak ada alasan buat sang Ayah, tidak memberikan kasih sayang kepada anak. Karena kasih sayang orang tua kepada anak-nya penting untuk perkembangan anak.

    Salam kenal, anyway..... :)

    BalasHapus
  5. Tulisan yang bagus nih, saya ikut-ikutan hampir nangis dibuatnya. :')

    BalasHapus
  6. Nice story, nih, saya hampir nangis dibuatnya. :')

    BalasHapus
  7. Gue pernah nonton tuh, cerpennya di buat sinerton sama indosiar, hehe, beneran

    BalasHapus

Boleh kok isi kotak komentar berupa kritik dan saran. :)