Udah seminggu ini gue batuk-batuk terus. Gue udah periksa ke dokter dan dikasih beberapa macam obat, tapi batuk-batuk ini gak lekas sembuh juga. Dua minggu gue masih batuk-batuk juga. Tiga minggu gue masih batuk-batuk juga dengan disertai bercak darah dari mulut gue dan diminggu ke tiga ini gue memutuskan untuk chek up ke rumah sakit. Ternyata, setelah gue periksa, gue positif mengidap penyakit kanker paru-paru. Sial, batang kecil berbahaya mematikan!
Sebelum gue jatuh sakit seperti ini, Ibu gue udah nasihatin gue untuk berhenti merokok.
"Nak, coba berhenti merokok. Kamu tak sayang dengan paru-paru mu?"
"Gak bisa, Bu. Rokok itu udah kayak oksigen untuk saya."
"Nak, kamu mau lihat Ibu mati karena terus-terusan menghirup asap rokok mu?"
"Hush.. Bu, ngomongnya dijaga, toh."
"Bukan omongan Ibu yang harus dijaga, tapi kesehatan mu itu loh, Ndo."
Setelah Ibu gue bicara seperti itu, mulai hari itu dan seterusnya gue gak berani ngerokok di rumah. Kalau di luar rumah gue masih jadi Zombigaret yang sangat aktif merokok. Gue gak tega terus-terusan meracuni Ibu gue secara perlahan karena polusi asap rokok gue di rumah.
Sekarang, udah terlambat. Gue udah jadi Zombigaret yang menderita. Sekarang, gue harus susah payah hidup dengan penderitaan ini. Nafas gue sekarang terbatas. Badan gue sekarang kurus. Dada gue sekarang selalu terasa sesak.
Semakin hari kondisi gue semakin memburuk. Karena penyakit yang gue punya udah parah. Sekarang, gue cuma bisa terbaring lemah di rumah sakit. Sekarang, gue cuma bisa menghintung hari untuk pulang. Sekarang, gue cuma bisa menghitung waktu untuk ninggalin Ibu gue.
Sepucuk surat ku tulis untuk Ibu ku di ujung batas usia ku.
Bu, maafkan aku yang tidak pernah mendengarkan nasihat mu.
Bu, maafkan aku yang tidak pernah mendengarkan omongan mu.
Bu, maafkan aku yang sudah meracuni Ibu secara perlahan dengan asap rokok ku.
Bu, maafkan aku..
Sekarang, sudah waktunya aku untuk pulang.
Hidup bebas di dunia lain tanpa asap rokok, Bu.
Aku bisa lepas dari rokok namun bukan di dunia mu.
Melainkan di dunia ku yang baru.
Doakan aku betah disana, Bu.
Jangan menangisi aku yang mati konyol hanya karena rokok.
Anak mu, Sang Zombigaret.
NB: Ini bukan kehidupan gue ya, gue lagi i kutan lomba dari @Zombigaret aja.
Hahaha kampret, emang muka gue muka anak-anak badung apa ya. :D
BalasHapusOh iya ya? Makasih ya masukannya. :)