Hari ini sangat melelahkan. Lelah sekali. Kegiatan sekolah yang padat menguras tenaga dan otakku. Sampai dirumah aku tertidur. Lelap sekali. Memang surganya dunia bila sedang capek begini lalu tertidur dengan pulas seperti ini. Apalagi setelah terbangun aku bisa melihat wajahmu. Melihat wajahmu nyata. Tepat dihadapanku. Lalu kau menyapa ku "Hai, sudah bangun yah? Keluar yuk. Kita makan." Aah.. sudahlah tidak usah berkhayal.
*1 new message..*
"Sayang, keluar.. Aku ada ditempat biasa"
Aku langsung bergegas keluar kamar lalu menengok ketempat biasa dia menunngu ku di dekat rumah. Hanya untuk memastikan. Ternyata benar.. kamu ada. Senang sekali. Sungguh. Setelah sekian lama kau tak datang ketempat itu. Aku sangat rindu. Kenapa baru sekarang? Padahal aku sudah merindukan ini sejak lama. Yasudahlah tidak usah dipermasalahkan. Yang penting sekarang kamu sudah ada sini. Terimakasih yah, Sayang.
"Sayang, keluar.. Aku ada ditempat biasa"
Aku langsung bergegas keluar kamar lalu menengok ketempat biasa dia menunngu ku di dekat rumah. Hanya untuk memastikan. Ternyata benar.. kamu ada. Senang sekali. Sungguh. Setelah sekian lama kau tak datang ketempat itu. Aku sangat rindu. Kenapa baru sekarang? Padahal aku sudah merindukan ini sejak lama. Yasudahlah tidak usah dipermasalahkan. Yang penting sekarang kamu sudah ada sini. Terimakasih yah, Sayang.
Aku langsung berlari keluar, lalu segera menghampiri dia yang sudah menugguku sekitar 5menit. Tidak terlalu lama.
Saat aku datang menghampirinya, seperti biasa dia menyapaku dengan sebuah senyuman yang amat sangat membuat jantungku berdabar. Kemudian aku membalas dengan senyumanku yang terasa aneh, tidak seperti biasanya. Aku gugup. Setelah sekian lama tidak berbicara empat mata lagi denganmu. Karena... ah, sudah-sudah aku benci membicarakannya.
Tak lama kemudian kau meraih kedua tanganku, masih sama, kamu masih dalam keadaan tersenyum manis menatap wajahku. Lalu kau memelukku sambil berkata "Aku rindu". Tak kuasa aku menahan tangis. Tangis yang mewakili rindu yang sudah lama aku pendam.
"Kenapa menangis?"
"Aku yang bertanya! Kenapa baru sekarang kamu datang kemari?! Aku marah!"
Pelukan yang mewakili rasa rindu itu semakin erat. Tangisku semakin menjadi-jadi.
"Sudah tidak usah menangis. Harusnya kamu senang sekarang aku sudah ada disini, untuk bertemu dengan kamu"
"Sudah tidak usah menangis. Harusnya kamu senang sekarang aku sudah ada disini, untuk bertemu dengan kamu"
"Tapi kenapa baru sekarang?! Aku benar-benar marah!"
"Yasudah maaf Sayang. Kemarin-kemarin kita sedang ada masalah, bukan? Sudah tidak usah menangis lagi. Sekarang aku ada disini."
"Terimakasih yah"
Lalu kau mengecup keningku. Ini sangat aku rindukan. Benar-benar sangat aku rindukan. Tapi, aku lebih mengutamakan bertemu dengan kamu daripada kecupan ini.
"Yasudah maaf Sayang. Kemarin-kemarin kita sedang ada masalah, bukan? Sudah tidak usah menangis lagi. Sekarang aku ada disini."
"Terimakasih yah"
Lalu kau mengecup keningku. Ini sangat aku rindukan. Benar-benar sangat aku rindukan. Tapi, aku lebih mengutamakan bertemu dengan kamu daripada kecupan ini.
Setelah kau mengecup keningku...
"Aku sangat rindu" ucapmu
"Aku sangat sangat rindu kamu. Masa kamu ti..."
"Ssstt.."
"Ssstt.."
Lagi-lagi kau mengecupku. Sekarang, kau mengecup bibirku. Lalu aku memejamkan mata. Aku gugup. Sangat gugup.
Setelah itu, aku membuka mata. Aaaah.. Aku marah. Sangat marah. Aku kecewa. Benar-benar sangat kecewa. Kenapa? Kenapa setelah aku membuka mata ternyata kamu tidak ada? Tidak ada dalam pelukanku? Tidak ada dihadapanku?
Sekarang.. aku sudah tersadar. Ternyata.. aku hanya bermimpi. Baru saja aku melewati mimpi yang begitu indah. Iya, mimpi indah. Memimpikan dirimu.
Sayang.. Aku rindu kamu ada disini. Aku rindu saat-saat itu. Cepat kemari! Aku sangat rindu.. Datanglah
Sayang.. Aku rindu kamu ada disini. Aku rindu saat-saat itu. Cepat kemari! Aku sangat rindu.. Datanglah
Minggu, 4 November 2012
Salam rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Boleh kok isi kotak komentar berupa kritik dan saran. :)